PERKEMBANGAN TEKNOLOGI SELULER DARI 1G KE 3G
Istilah 1G (first generation), 2G (second generation) dan 3G (third generation) diterapkan untuk menandai perkembangan teknologi seluler. Generasi pertama ini ditandai dengan teknologi seluler yang masih menggunakan analog untuk pengiriman dan penerimaan suara (voice). Layanan yang dapat diberikan oleh network provider hanyalah komunikasi suara saja. Tetapi inilah teknologi komunikasi nirkabel yang pertama kali memberikan kenyamanan kepada pengguna untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain tanpa perlu memutuskan hubungan komunikasi. Booming pertama adalah tahun 1981 pada saat AMPS (Advanced Mobile Phone Service) diluncurkan di USA Secara teknologi, agar sebuah sel dapat digunakan secara bersama-sama, setiap pengguna dialokasikan pada setiap frekuensi yang berbeda dengan memanfaatkan metode FDM (Frequency Division Multiplexing). Sementara itu negara-negara Eropa memiliki standar teknologi seluler 1G yang berbeda-beda di setiap negara. Misalnya, negara-negara Skandinavia menggunakan standar NMT-450, United Kingdom menggunakan standar TACS, dan Jerman Barat menggunakan standar C-Netz. Di belahan bumi timur yaitu Jepang menggunakan standar mereka sendiri yang disebut JTACS
Generasi pertama berevolusi dengan cepat menuju generasi kedua ditandai dengan berubahnya teknologi analog menjadi teknologi digital berkembang sekitar awal 1990-an. Dalam generasi kedua ini setidaknya ada beberapa standar teknologi seluler yang bermunculan dan dipakai secara luas di dunia. Misalnya, negara-negara Eropa bersama-sama mengembangkan teknologi seluler tunggal yang saat ini kita kenal sebagai GSM (Global System for Mobile communications) Kerja bersama ini dilatarbelakangi oleh kerumitan-kerumitan (misalnya: dioperasikan pada frekuensi yang berbeda, tidak bisa roaming, tidak ada interkoneksitas antara satu dengan yang lain) akibat adanya keaneka ragaman standar di seluruh negara Eropa pada generasi sebelumnya. Sebaliknya, di USA berkembang berbagai macam standar seperti cdmaOne atau IS-95 (Unterim standard 95) yang mengadopsi teknologi militer CDMA (Code Division Multiple Access) dan IS-136 yang mengadopsi teknologi digital TDMA (Time division multiple access) seperti halnya teknologi GSM. Sementara itu Jepang juga membuat standar mereka sendiri yang dikenal sebagai PDC (Pacific Digital Cellular). Dalam perkembangannya, standar GSM juga diadopsi oleh negara-negara di luar Eropa, antara lain negara-negara Asia, Australia dan negara-negara Amerika Selatan. Menurut GSM association, sampai akhir tahun 2004, sebanyak 730 juta dari 1,9 miliar pelanggan telepon seluler adalah pengguna GSM, termasuk para pengguna di Indonesia. Pada generasi kedua ini, layanan yang dapat diberikan tidak hanya layanan suara, melainkan juga layanan SMS (short message service).
Standarisasi generasi ketiga yang diharapkan selesai pada tahun 2000, ternyata sampai saatnya belum juga rampung. Karena itu sebagai jembatan menuju generasi ketiga yang masih dalam proses standarisasi, muncul generasi antara yang sering disebut sebagai 2.5 G. Perbedaan generasi antara ini dengan generasi sebelumnya adalah dari sisi peningkatan kecepatan pengiriman data dan tambahan layanan. Dengan kecepatan yang cukup tinggi, teknologi 2.5 G mampu memberikan layanan web-browsing, e-mail dan mobile commerce melalui media komunikasi telepon genggam. Kategori teknologi seluler 2.5 G meliputi: IS-95B HSCSD (High Speed Circuit Switched Data), GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data Rate GSM Evolution). Secara keseluruhan, bagan evolusi teknologi seluler ini terlihat dalam Gambar 1.1 di bawah :
Dalam perjalanan waktu nampaknya pengguna tidak pernah puas dengan layanan non-multimedia saja, karena itu pada generasi ketiga (3G) nanti layanan multimedia dimasukkan dalam standar. Tentu saja ini berarti bahwa lebar jalur (dan kecepatan) pengiriman data juga harus ditingkatkan sampai 2-10Mbps. Namun seperti terjadi pada generasi-generasi sebelumnya, setidaknya akan ada dua macam standar teknologi yang secara luas digunakan. Para pengguna teknologi CDMA di generasi kedua secara natural akan beralih ke generasi ketiga dengan teknologi yang sama yang dikenal luas sebagai standar CDMA2000 yang dipelopori oleh 3rd Generation Partnership Project 2 (3GPP2). Sedangkan para pengguna teknologi seluler GSM, IS-136 dan PDC secara natural akan beralih ke generasi ketiga W-CDMA (Wideband CDMA).
Generasi ketiga teknologi komunikasi nirkabel W-CDMA tersebut juga dikenal luas dengan standar UMTS (Universal Mobile Telephone Service) yang dibidani oleh 3rd Generation Partnership Project (3GPP). Perlu dicermati, walaupun evolusi GSM menuju generasi ketiga pada akhirnya juga menggunakan teknologi CDMA untuk mengakomodasi kebutuhan akses bersama dalam satu sel, namun peralihan ini dijamin tidak akan mempengaruhi kompatibilitas dengan generasi-generasi lumnya. Bahkan rencana implementasi 3G adalah menyamakan standar komunikasi seluler di seluruh dunia beroperasi pada frekuensi 2000 MHz yang tertuang dalam standar IMT-2000 (Intemational Mobile Telephone 2000) dibuat oleh International Telecommunication Union (ITU)
Posting Komentar untuk "PERKEMBANGAN TEKNOLOGI SELULER DARI 1G KE 3G"